Jumat, 11 September 2009

Aku VS Mom

Jam 18.00 adalah waktu dimana mamaku selalu sms dan menelponku. Anehnya, pertanyaan yang dilontarkan selalu sama; "Halo yuli br apa? Dah makan yul?" Dan 2 atau 3 menit kemudian bila ia belum menerima balasan, dering telepon pun terdengar. Itu adalah kebiasaan dari mamaku, dan mungkin sudah dianggap sebagai ritual. Bertahun-tahun selalu begitu, tanpa ada pengurangan atau penambahan dari kata-katanya. Terdengar membosankan sekali. Aku sih, hanya berusaha untuk memahaminya, mungkin saja mamaku sedang merasa kesepian, atau ingin berbagi sedikit cerita denganku, atau pun sekedar ingin mendengar suaraku. Tapi beberapa waktu terakhir ini, aku merasa jenuh sekali dengan kebiasaan itu. Apalagi saat kondisiku sedang lelah, atau aku sedang tidak enak hati. Karena aku melihat pembicaraan itu hanya satu arah, mamaku bercerita panjang lebar tentang apa yang dialaminya seharian dan saat aku mulai mengungkapkan uneg-unegku aku merasa tidak ditanggapi dengan baik. Aku mulai merasa jengkel. "Tapi ya sudahlah," ujarku. Mamaku memang tipe pendengar yang baik, namun bukan penasihat yang baik (tanpa mengurangi rasa hormatku padanya). Hingga beberapa waktu terakhir ini, aku seringkali mematikan HP dan baru kunyalakan sekitar jam 21.00 hingga aku merasa keadaanku sudah lebih baik. Bagi kalian, terdengarnya pasti keterlaluan sekali. Tapi memang begitulah keadaannya, aku tidak akan berusaha menutupi apapun apalagi membela diriku. Aku akui itu bukan cara yang tepat, tapi memang aku sedang merasa bosan, sebal, dan jengkel.

Bila saat ini aku dipersilakan untuk mengeluarkan uneg-uneg, kira-kira seperti inilah yang ingin aku katakan :
"Mama ini gimana sih, selalu saja menganggap aku seperti anak kecil yang selalu saja harus diingatkan untuk makan. Aku sudah besar mam, sudah 24 th. Kenapa si mam, ga pernah mau dengar ceritaku, aku juga butuh untuk didengarkan, aku butuh nasihat mam, aku butuh masukan. Tau ga si mam, selama ini aku selalu merasa sendiri. Aku cape mam, capeee banget. Kadang aku kecewa sama mami, aku berusaha untuk selalu memperhatikan mami. Tapi mami gimana? Buat sekedar memasakkan air hangat saja (karena aku sedang sakit atau baru saja datang dari luar kota) harus menunggu anaknya minta atau komplain. Mana perhatianmu mam, saat anakmu butuh bantuan dan pertolonganmu? Kalau anaknya menceritakan apa yang sedang menimpa dirinya, apakah mami melakukan sesuatu? Nggak kan mam! Apa sih yang mami ngerti tentang aku? Mami kira aku orang yang selalu kuat? Tidak mam, aku sebenarnya pribadi yang sangat rapuh, dan aku butuh orang lain untuk membantu menopangku. Mami kira aku orang yang selalu fine? Salah mam, aku hanya tidak tau harus berbuat apa. Common mam, i need u."

Mungkin saja dalam kesempatan yang sama tapi di tempat yang berbeda, mami juga mengeluarkan uneg-uneg. Kurang lebih seperti ini;
"Kamu pikir yang sebel cuma kamu, mami juga sebel sama kamu. Dasar anak yang tidak tau diri. Ditelepon saja yang tidak usah pake bayar, jawabnya masih ogah-ogahan. Malah beberapa hari ini HP dimatikan. Apasih maumu. Diperhatikan salah, nggak diperhatikan tambah salah. Sudah besar kok nggak dewasa-dewasa. Masak air hangat aja, masih minta tolong. Mau makan saja masih minta disiapin. Bisanya apa sih kamu. Mami juga cape, mami kan sekarang tambah tua, sudah masuk golongan lansia, tenaga juga sudah tidak seperti dulu. Kalau pulang ke rumah, sukanya kok ngomel-ngomel. Mami kan juga butuh perhatian, mami juga butuh kasih sayang. Kamu tau kan, dari dulu mami selalu jadi tulang punggung keluarga, kamu juga tau pasti bahwa selama 24 tahun mami besarin kamu sendiri. Mami ga minta banyak dari kamu, mami cuma minta sedikit waktu lebih dari kamu, untuk mami sekedar berbagi cerita. Masa gitu saja masih nggak bisa. Hiks hiks hiks."

Mungkin kita(aku n mom) tidak selamanya selalu baik, tidak selamanya saling dukung, dan tidak selamanya bisa memberi apa yang menjadi kebutuhan masing-masing dari kita. Miss communication masih sangat sering menghiasi hubungan kami. Tak bisa dipungkiri bahwa masing-masing dari kita seringkali merasa sebal dan tidak puas satu sama lain. Tapi justru dari sana aku bisa melihat suatu kedekatan dan rasa saling membutuhkan. Semakin dekat hubungan seseorang, semakin banyak ia menuntut. Bukan berarti kita dihalalkan untuk selalu menuntut lebih dari orang yang dekat dengan kita, karena itu tidak membuat hubungan semakin baik justru malah bisa merusak hubungan itu sendiri. Segala sesuatu yang tidak sesuai porsinya pasti tidak akan baik. Sebenarnya, aku dan mami bisa dikatakan cukup dekat. Namun setiap orang pastinya kami memiliki cara untuk mengapresiasikan perhatian dengan cara yang berbeda, sehingga kadang hal tersebut malah membuat kami berbenturan. Tapi, apapun makanannya, minumnya tetap Teh Botol Sosro , hehehe. Tentunya, bukan itu maksudku. Yang ingin aku katakan disini adalah bagaimanapun keadaannya, but she is still my mom dan tidak ada yang pernah bisa menggantikan posisinya dihatiku <>. Meski dia mungkin tidak akan baca tulisan ini, tapi aku akan tetap bilang ; I luv u, mom. I need u so much.

ShoutMix chat widget