Jumat, 11 September 2009

Aku VS Mom

Jam 18.00 adalah waktu dimana mamaku selalu sms dan menelponku. Anehnya, pertanyaan yang dilontarkan selalu sama; "Halo yuli br apa? Dah makan yul?" Dan 2 atau 3 menit kemudian bila ia belum menerima balasan, dering telepon pun terdengar. Itu adalah kebiasaan dari mamaku, dan mungkin sudah dianggap sebagai ritual. Bertahun-tahun selalu begitu, tanpa ada pengurangan atau penambahan dari kata-katanya. Terdengar membosankan sekali. Aku sih, hanya berusaha untuk memahaminya, mungkin saja mamaku sedang merasa kesepian, atau ingin berbagi sedikit cerita denganku, atau pun sekedar ingin mendengar suaraku. Tapi beberapa waktu terakhir ini, aku merasa jenuh sekali dengan kebiasaan itu. Apalagi saat kondisiku sedang lelah, atau aku sedang tidak enak hati. Karena aku melihat pembicaraan itu hanya satu arah, mamaku bercerita panjang lebar tentang apa yang dialaminya seharian dan saat aku mulai mengungkapkan uneg-unegku aku merasa tidak ditanggapi dengan baik. Aku mulai merasa jengkel. "Tapi ya sudahlah," ujarku. Mamaku memang tipe pendengar yang baik, namun bukan penasihat yang baik (tanpa mengurangi rasa hormatku padanya). Hingga beberapa waktu terakhir ini, aku seringkali mematikan HP dan baru kunyalakan sekitar jam 21.00 hingga aku merasa keadaanku sudah lebih baik. Bagi kalian, terdengarnya pasti keterlaluan sekali. Tapi memang begitulah keadaannya, aku tidak akan berusaha menutupi apapun apalagi membela diriku. Aku akui itu bukan cara yang tepat, tapi memang aku sedang merasa bosan, sebal, dan jengkel.

Bila saat ini aku dipersilakan untuk mengeluarkan uneg-uneg, kira-kira seperti inilah yang ingin aku katakan :
"Mama ini gimana sih, selalu saja menganggap aku seperti anak kecil yang selalu saja harus diingatkan untuk makan. Aku sudah besar mam, sudah 24 th. Kenapa si mam, ga pernah mau dengar ceritaku, aku juga butuh untuk didengarkan, aku butuh nasihat mam, aku butuh masukan. Tau ga si mam, selama ini aku selalu merasa sendiri. Aku cape mam, capeee banget. Kadang aku kecewa sama mami, aku berusaha untuk selalu memperhatikan mami. Tapi mami gimana? Buat sekedar memasakkan air hangat saja (karena aku sedang sakit atau baru saja datang dari luar kota) harus menunggu anaknya minta atau komplain. Mana perhatianmu mam, saat anakmu butuh bantuan dan pertolonganmu? Kalau anaknya menceritakan apa yang sedang menimpa dirinya, apakah mami melakukan sesuatu? Nggak kan mam! Apa sih yang mami ngerti tentang aku? Mami kira aku orang yang selalu kuat? Tidak mam, aku sebenarnya pribadi yang sangat rapuh, dan aku butuh orang lain untuk membantu menopangku. Mami kira aku orang yang selalu fine? Salah mam, aku hanya tidak tau harus berbuat apa. Common mam, i need u."

Mungkin saja dalam kesempatan yang sama tapi di tempat yang berbeda, mami juga mengeluarkan uneg-uneg. Kurang lebih seperti ini;
"Kamu pikir yang sebel cuma kamu, mami juga sebel sama kamu. Dasar anak yang tidak tau diri. Ditelepon saja yang tidak usah pake bayar, jawabnya masih ogah-ogahan. Malah beberapa hari ini HP dimatikan. Apasih maumu. Diperhatikan salah, nggak diperhatikan tambah salah. Sudah besar kok nggak dewasa-dewasa. Masak air hangat aja, masih minta tolong. Mau makan saja masih minta disiapin. Bisanya apa sih kamu. Mami juga cape, mami kan sekarang tambah tua, sudah masuk golongan lansia, tenaga juga sudah tidak seperti dulu. Kalau pulang ke rumah, sukanya kok ngomel-ngomel. Mami kan juga butuh perhatian, mami juga butuh kasih sayang. Kamu tau kan, dari dulu mami selalu jadi tulang punggung keluarga, kamu juga tau pasti bahwa selama 24 tahun mami besarin kamu sendiri. Mami ga minta banyak dari kamu, mami cuma minta sedikit waktu lebih dari kamu, untuk mami sekedar berbagi cerita. Masa gitu saja masih nggak bisa. Hiks hiks hiks."

Mungkin kita(aku n mom) tidak selamanya selalu baik, tidak selamanya saling dukung, dan tidak selamanya bisa memberi apa yang menjadi kebutuhan masing-masing dari kita. Miss communication masih sangat sering menghiasi hubungan kami. Tak bisa dipungkiri bahwa masing-masing dari kita seringkali merasa sebal dan tidak puas satu sama lain. Tapi justru dari sana aku bisa melihat suatu kedekatan dan rasa saling membutuhkan. Semakin dekat hubungan seseorang, semakin banyak ia menuntut. Bukan berarti kita dihalalkan untuk selalu menuntut lebih dari orang yang dekat dengan kita, karena itu tidak membuat hubungan semakin baik justru malah bisa merusak hubungan itu sendiri. Segala sesuatu yang tidak sesuai porsinya pasti tidak akan baik. Sebenarnya, aku dan mami bisa dikatakan cukup dekat. Namun setiap orang pastinya kami memiliki cara untuk mengapresiasikan perhatian dengan cara yang berbeda, sehingga kadang hal tersebut malah membuat kami berbenturan. Tapi, apapun makanannya, minumnya tetap Teh Botol Sosro , hehehe. Tentunya, bukan itu maksudku. Yang ingin aku katakan disini adalah bagaimanapun keadaannya, but she is still my mom dan tidak ada yang pernah bisa menggantikan posisinya dihatiku <>. Meski dia mungkin tidak akan baca tulisan ini, tapi aku akan tetap bilang ; I luv u, mom. I need u so much.

Jumat, 14 Agustus 2009

Apakah Aku Bahagia?

John C. Max Well adalah seorang penulis buku motivator yang cukup terkenal. Suatu ketika ia dan isterinya Margaret diminta untuk menjadi pembicara dalam suatu seminar. Tampaknya seminar tersebut berjalan baik sehingga terjadi interaksi yang baik pula antara pembicara dan pesertanya. Tema yang diangkat dalam seminar tersebut adalah kebahagiaan. Dalam sesi tanya jawab, ada seorang ibu yang bertanya padanya;

"Miss Margaret, apakah suami Anda membuat Anda bahagia?" Pertanyaan yang bagus. Seluruh peserta terdiam dan semua mata tertuju padanya. Margaret pun tampak berpikir untuk menjawab pertanyaan dari ibu itu. Beberapa saat kemudian, Margaret menjawab; "Tidak."

Semua peserta tercengang mendengar jawaban dari Margaret. Lanjut Margaret; "John Maxwell adalah seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, apalagi main serong. Ia setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak bisa membuat saya bahagia."

Tiba-tiba ada yang bertanya, "Mengapa?"

Margaret pun menjawab; "Karena tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaan kita selain diri kita sendiri."

Dengan kata lain, siapa pun tidak akan pernah membuatmu bahagia. Baik pasangan, orang tua, sahabat, hobi, bahkan uang sekalipun. Kebahagiaan juga tidak ditentukan dari seberapa pandai, kaya, sukses, ataupun seberapa menariknya dirimu. Kebahagiaan ada di dalam hati kita. So, tidak ada lagi alasan untuk kita berkata bahwa kita tidak bahagia. Karena kebahagiaan adalah sebuah pilihan.

Jadi, bila ada diantara kita yang bertanya kepada dirinya sendiri
; "Apakah aku bahagia?"
Jawabannya adalah; "Terserah Anda!!!" :)


Senin, 10 Agustus 2009

Ilustrasi yang Menghidupkan

Hari Minggu kemarin adalah ibadah pertamaku setelah 3 minggu berturut-turut tidak ke gereja. Sebenarnya saat itu badanku sedang sangat tidak fit, kepala pusing, perut sakit, dan badan rasanya sangat lemas. Tapi kalau aku tidak berangkat lagi, rasanya kok merasa berdosa sekali :)

Saat pujian penyembahan dinaikan aku sangat menikmati. Namun sayangnya, saat Firman mulai dibacakan, aku malah mulai merasa ngantuk dan lemas. Meski begitu, aku masih cukup mampu mencerna Firman yang sedang dibacakan, tapi harus kuakui, memang butuh konsentrasi ekstra. Saat itu, Pak Jo (panggilan akrab untuk pendeta kami) menyampaikan tentang Iman, yang diambil dari kitab Roma. Sebenarnya seminggu belakangan, aku memang sedang belajar dari Kitab Roma. Karena saat ini, banyak sekali pengajaran-pengajaran Kristen dan hal tersebut seringkali membuatku bingung. Aku ingin tau, "Seperti apa sih yang Tuhan sebut sebagai KEBENARAN." Kebetulan, ada masukan untuk aku mempelajari lebih dalam Kitab Roma. Aku belum bisa bahas tentang hal itu di sini, mungkin dilain kesempatan aku akan membahasnya.

Kembali ke Pak Jo, ia banyak berbicara tentang iman. Saat itu aku hanya mengamini, namun jujur harus kuakui bahwa yang disampaikan Pak Jo tidak terlalu merhema di hatiku. Justru saat detik-detik akhir dari penyampaian Firman, saat Pak Jo menyampaikan ilustrasi. Ilustrasinya seperti ini; "Di suatu desa tinggalah sebuah keluarga kecil, keluarga tersebut terdiri dari seorang ayah dan seorang anak (disitu tidak diceritakan tentang ibunya). Mereka mempunyai seekor kuda. Suatu hari kudanya hilang, kemudian datanglah tetangganya dan berkata kepada bapak itu; "Katanya TUHAN mu baik, tapi kok kudamu bisa hilang?" dan bapak itu menjawab;"Apapun yang terjadi, aku tau bahwa hal ini pasti akan mendatangkn kebaikan." Benar, selang beberapa hari ia mendapati kudanya kembali, malah-malah ia membawa seekor teman. Ternyata kudanya betina, dan ia membawa pejantannya untuk pulang ke kandangnya. Anak itu pun sangat bahagia. Suatu hari, ia menunggang kuda barunya itu untuk berkeliling kebun. Entah mengapa, kuda yang sedang dinaiki itu tiba-tiba saja tidak terkendali dan membuat anak itu terjatuh. Setelah diperiksakan ke Rumah sakit, dokter mengatakan bahwa kaki anak itu harus diamputasi. Kemudian diamputasilah kaki anak itu. Saat pulang ke rumah, datang kembali tetangganya dan berkata; "Ternyata, Tuhan mengembalikan kudamu hanya untuk membuat anakmu kehilangan kakinya." Bapak itu tidak bisa menjawab, ia hanya masuk kamar dan berdoa. Dalam doanya ia berseru; "Tuhan, aku mengucap syukur atas apa pun yang terjadi dalam kehidupanku. Aku percaya, apapun yang terjadi akan mendatangkan kebaikan." Selang beberapa waktu, terjadilah perang di negara tersebut, dan raja memerintahkan agar para prajurit mengambil setiap anak lelaki dari setiap keluarga untuk dijadikan sebagai prajurit perang, yang memenuhi syarat tentunya. Saat prajurit tersebut memasuki rumah bapak ini, ia tidak jadi mengambil anaknya sebab dianggap tidak memenuhi syarat karena kakinya buntung. Sedang keluarga di sekitarnya banyak yang bersedih karena anaknya diambil paksa, apalagi dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, anak yang diambil untuk dijadikan prajurit belum tentu bisa kembali. Disaat yang lain sedang merasakan kepedihan yang mendalam karena anak-anaknya diambil paksa, bapak ini justru bersukaria karena Tuhan mengambil kaki anaknya, sehingga saat ini anaknya masih bersamanya. " Begitulah kira-kira ilustrasi yang dibawakan oleh Pak Jo.

Saat itu tiba-tiba aku diingatkan tentang keluargaku. Sebenarnya, sekarang ini aku tidak sedang memikirkan apa-apa tentang keluargaku. Aku juga tidak sedang tertekan atau merasakan sesuatu yang menggangguku. Everything is ok. Tapi saat itu, aku diingatkan untuk lebih mensyukuri keluargaku. Meski aku lahir dari keluarga yang broken, yang seringkali dipandang sebelah mata oleh orang sekitar, dan cenderung dianggap berkepribadian kurang baik (tanpa bermaksud mengecilkan orang-orang yang berpandangan positif). Mungkin karena anak-anak yang dilahirkan dari keluarga broken cenderung lebih labil, jadi pantas saja mereka berpendapat seperti itu. Tapi apapun itu, hal tersebut bukanlah alasan untuk aku tidak mensyukurinya.

Pada kesempatan ini, imajinasiku seolah-olah dibawa untuk banyak mengingat dan berandai-andai :
1. Andai saat ini, keluargaku lengkap seperti keluarga yang lain, apakah aku akan merasa lebih bahagia?
2. Andai saat ini, ayahku berada di sisiku, apakah aku akan merasa lebih aman dan terlindungi dibanding sebelumnya?
3. Andai saat ini, ayahku bisa berkumpul kembali, apakah aku yakin bahwa keadaanku akan semakin lebih baik?
Dan ternyata, semua jawabannya adalah "TIDAK".

Belum tentu aku merasa bahagia bila ayahku kembali dan kita menjadi keluarga yang utuh, seperti yang saat ini sangat aku idam-idamkan. Bisa jadi aku malah merasa malu karena memiliki ayah seorang peminum, dan tukang judi. Belum tentu juga aku merasa lebih aman dan terlindungi saat ayahku ada bersamaku saat ini. Bila dia belum bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri, aku tidak yakin kalau dia dapat memberikan perlindungan dan rasa aman kepada anaknya. Karena lahirnya perlindungan kepada anak salah satunya karena adanya rasa tanggung jawab dari orang tua. Dari kedua hal di atas, membuatku semakin tidak yakin bahwa jika saat ini kita bisa berkumpul pasti akan membuat keadaanku menjadi lebih baik. Kemungkinan besar justru akan membuatku semakin terpuruk, karena setiap hari disuguhi tabiat yang tidak baik dari ayahku dan melihat mamaku yang tertekan karena melihat kelakuannya. Aku mengatakan hal ini bukan karena aku yakin bahwa dia tidak bisa berubah, semata-mata hanya ingin menjelaskan keadaannya saat ini saja. Tentulah, seorang anak pasti akan mendoakan yang terbaik untuk orang tuanya.

Bukan keluhan yang ingin kuutarakan disini, justru rasa syukur karena Tuhan sudah membukakan mataku untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Dan menyadari bahwa inilah keadaan terbaikku untuk saat ini.

Rasa rindu atau kangen adalah hal yang sangat lumrah dan manusiawi, yang membuat tidak lumrah adalah bila kita merasakan hal tersebut tanpa tau apa dan siapa yang sebenarnya kita rindukan, apakah seseorang ataukah suasana. Dan hal itu sering terjadi padaku. Kadang aku merasakan kangeeen sekali tanpa tau ditujukan kepada siapa. Aku pun berusaha untuk menelusuri siapa yang sebenarnya sedang kurindukan, tapi ternyata tidak kutemukan. Beberapa orang mengatakan; "Parah Juga ya". Aku pun hanya tersenyum mendengar celotehannya :).
Namun kemarin Minggu, sepertinya semua dibukakan. Saat aku tiba-tiba mengingat kejadian tersebut, aku seperti mendapatkan jawaban, sebenarnya siapa yang sedang kurindukan. Aku yakin kalian yang membaca dari awal pasti sudah mengetahui jawabannya. Benar, ia adalah ayahku. Untuk kebanyakan orang memang hal biasa, namun untukku merupakan sesuatu yang sangat aneh. Orang yang selama ini tidak pernah aku kenal, yang selama ini sudah menelantarkan aku, yang selama ini sudah melukaiku dengan sangat dalam, dan yang selama ini sudah aku anggap sebagai "Musuh"....ternyata malah dia yang kurindukan dengan sangat dalam :)... Saat itu aku menanyakan pada diriku sendiri, apakah benar kalau yang sedang kurindukan adalah ayahku? dan hatikupun seperti menjawab "Iya". Sungguh tidak bisa diterima oleh nalar. Bagaimana bisa????? Setelah berpikir keras, keesokan harinya aku baru mengerti. Secara lahiriah, aku memang belum pernah mengenal dia, namun saat aku menjadi bakal anak, aku sudah kenal dia. Hal itulah yang menciptakan rasa rindu, mungkin diantara kami. Dari situ aku jadi bisa mengerti, banyak hal yang bisa memisahkan antara orang tua dan anak, tapi apa pun hal tersebut, tidak akan pernah bisa memutuskan hubungan antara orang tua dan anak itu sendiri.

Tuhan adalah penyelidik hati yang paling teliti, tidak ada satu hal pun yang dapat luput dari hadapan-NYA. Aku bersyukur pada Tuhan, atas apa pun yang terjadi dalam kehidupanku. Karena aku tau, apa pun yang aku alami pasti akan mendatangkan kebaikan.

Tuhan, Aku minta hati yang penuh dengan rasa syukur.








Kamis, 11 Juni 2009

Pengobatan alergi secara sederhana

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar, atau bahkan mungkin pernah mengalami timbulnya bercak-bercak atau bentolan kulit yang gatalserta tersebar di atas permukaan tubuh, beberapa saat setelahmengkonsumsi suatu jenis makanan. Keluhan atau gambaran seperti itumerupakan salah satu dari sekian banyak manifestasi penyakit alergi yangsering dijumpai.

Tubuh kita memiliki serangkaian mekanisme pertahanan yang menakjubkan.
Mekanisme ini dibuat untuk menjaga kesehatan kita. Salah satu mekanisme tersebut kita kenal sebagai sistem kekebalan/imun. Secara singkat sistem kerja dari imun tersebut yaitu bila suatu bahan asing misalnya bakteri atau virus memasuki tubuh kita, jaringan tubuh akan mengenali protein khusus dari bahan asing penyerang itu dan membuat antidot (zat penawar)yang hanya akan membasmi protein khusus tadi. Zat kimia penawar untuk pertahanan yang dihasilkan oleh tubuh kita disebut antibodi. Sedangkan protein asing yang akan diserang dan dilumpuhkannya disebut antigen.

Sistem pertahanan itu cerdik dan berhasil. Kelemahannya adalah tubuh harus menemui dua protein asing (antigen) sebelum sistem ini dapat menghasilkan pertahanan terhadapnya (antibodi). Dengan kata lain, kita harus diserang terlebih dahulu sebelum kita dapat melawan. Sebagai contoh, jika terkena virus campak tubuh tidak akan begitu bermasalah,tapi masalah akan menjadi rumit/serius jika tubuh berhadapan dengan penyakit yang serius seperti cacar atau difteri. Pada dasarnya, mereka yang selamat dari infeksi berbahaya demikian itu berkat sistem kekebalan/pertahanan mereka yang bekerja cepat dan mulai memproduksi antibodi dalam waktu singkat. Jadi, bila reaksi tubuh lebih lambat,mereka yang terinfeksi akan kurang beruntung.

Debu, serbuk sari, jamur, makanan dan bahan yang pada dasarnya tidak membahayakan dapat bertindak sebagai antigen pada orang tertentu.
Bahan-bahan tersebut memasuki tubuh lewat paru-paru atau saluran cerna kemudian menerobos masuk ke dalam jaringan, di situlah mereka merangsang pembentukan antibodi. Akibat bertemunya antigen dan antibodi itulah yang merusak jaringan yang bersangkutan dan menimbulkan gejala/keluhan alergi.

Tidak semua orang yang terserang alergi menimbulkan keluhan jika jumlah antigen kurang dari takaran ambang batas. Kecuali jika takaran ini dilampaui, maka tubuh akan menampakkan/timbul gejala alergi. Antigen ini dapat berupa sejumlah serbuk sari yang dibawa angin yang cukup membuat pilek alergi, hingga menyantap beberapa porsi makanan selama beberapa hari berturut-turut sebelum timbul gejala. Penderita mungkin tidak akan sembuh dengan cara menghindari suatu bahan bila terdapat beberapa faktor alergi. Jika seseorang alergi terhadap sejumlah bahan sekaligus, sedangkan hanya berpantang satu jenis dan masih menyantap yang lainnya,tentu saja tidak akan sembuh.
Setiap orang dapat mengenali alergi makanan bila reaksinya mendadak
cepat dan parah karena penderita mengalami ruam yang serius setiap kali memakan bahan tersebut. Tapi, bila alergi disebabkan makanan sehari-hari atau terjadi beberapa kali dalam seminggu, tubuh menjadi terbiasa menderita akibat makanan tersebut dan reaksinya menjadi samar.
Sebetulnya selama bertahun-tahun atau puluhan tahun penyakitnya tampak menghilang, mungkin hanya kambuh sekali-kali ketika kebetulan memakan antigen terlalu banyak atau adanya faktor pemicu seperti stres yang secara tidak langsung menurunkan ketahanan tubuh. Karena reaksi gejalanya jarang terjadi, maka penderita sulit mengetahui penyebabnya.
Berhubung daya tahan tubuh semakin berkurang, maka tubuh tidak lagi
dapat mengatasi proses penyakit dan timbullah gejala penyakit tersebut.
Bentuk penyakit yang timbul antara satu orang dengan orang lainnya
tidaklah sama, tergantung bagian tubuh mana yang terserang lebih parah.

Reaksi alergi tentunya merupakan manifestasi pada seseorang secara
keseluruhan. Gejalanya akan tergantung pada fungsi organ tersebut yaitu
dapat terangsang atau tertekan. Suatu alergi yang menyerang mata akan
menimbulkan mata merah dan gatal; jika menyerang hidung akan pilek atau
bersin-bersin; bila menyerang paru-paru akan menyebabkan asma atau
batuk; jika menyerang saluran pencernaan menyebabkan sakit perut,
kembung, diare atau muntah-muntah; menyerang persendian dapat
menyebabkan nyeri dan kaku; jika yang terserang kepala dapat menimbulkan sakit kepala, jika menyerang kulit menimbulkan eksim,
bentol-bentol/gatal-gatal, dan sebagainya.
Alergi dapat terjadi pada semua usia baik pada mereka yang mempunyai
bakat alergi maupun tidak/nonalergik. Pada anak-anak yang paling sering
ditemukan yaitu asma bronkiale. Sedangkan alergen yang paling sering
menyerang anak-anak yaitu tepung sari, debu rumah, bulu hewan, air liur
hewan, dan makanan.

Tips pencegahan dan menghindari alergen :

  • Jaga selalu kesehatan tubuh dan lingkungan.
  • Pindahkan sarang debu seperti pernak-pernik, buku, hiasan dinding, dan sebagainya
  • Bila anda alergi pada bulu binatang, jangan membiarkan binatang berbulu masuk ke dalam ruangan.
  • Hindari penggunaan kain yang terbuat dari wool atau bahan dari bulu.
  • Hindari tanaman atau aquarium yang menyebabkan spora jamur di udara.
  • Gunakan pembersih udara elektris untuk membersihkan debu, jamur atau polen dari udara.
  • Gantilah permadani atau gorden berat yang menangkap dan menyimpan debu dengan tirai yang dapat dicuci dan permadani dari katun.
  • Jika anda alergi terhadap jenis makanan tertentu, hindari makanan penyebab alergen tersebut.

Cara tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi alergi yaitu :

15 gram jahe + 30 cc cuka beras putih/rice venegar + gula merah
secukupnya direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya
disaring, diminum. Lakukan secara teratur sehari sekali.

Jika alergi menyerang hidung sehingga menimbulkan pilek atau
bersin-bersin dapat menggunakan cara tradisional berikut:

7 lembar daun sambung nyawa + 30 gram sambiloto segar direbus dengan 500
cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat.

daun lidah buaya secukupnya dikupas kulitnya lalu dijus. Teteskan jus
lidah buaya ke dalam hidung sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet.

Sedangkan bila alergi menyerang kulit sehingga menimbulkan gatal-gatal
atau eksim dapat digunakan :

sambiloto segar secukupnya + kunyit segar secukupnya + belerang
secukupnya dihaluskan hingga lembut, lalu dioleskan pada bagian kulit
yang terkena alergi.

daun ketepeng china segar secukupnya dihaluskan lalu dioleskan pada
bagian kulit yang terkena alergi.

Jika alergi menyerang paru-paru yang mengakibatkan asma dapat
menggunakan :

10 kuntum bunga kenop + 10 – 15 gram jahe direbus dengan 500 cc air
hingga tersisa 250 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat.

30 gram daun pegagan + 10 gram bawang putih direbus dengan 500 cc air
hingga tersisa 250 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat.
Catatan : anda dapat menggunakan salah satu cara tradisional di atas dan
lakukan secara teratur sehari 2 kali, dalam melakukan perebusan
sebaiknya gunakan panci enamel atau periuk tanah.
Sumber: hembing

Selasa, 19 Mei 2009

Kekuatan Pikiran

Saat kita mendengar nama Joe Sandi, pasti kita sudah tidak asing lagi. Dia adalah pemenang dalam ajang kompetisi The Master, yang ditayangkan di salah satu televisi swasta. Bila kita mencermati aksinya, kita pasti akan mendengar dua kata yang selalu ia ucapkan yaitu Kekuatan Pikiran.
Rhonda Byrne penulis buku The Secret pun mengatakan bahwa di dalam diri manusia terdapat sebuah magnet yang lebih kuat daripada apapun. Dan magnet itu datangnya dari pikiran manusia. Ketika manusia memikirkan sesuatu, otomatis pikiran itu akan menarik apa yang telah dipikirkannya.

Bila kita mengingat peristiwa saat Yesus membangkitkan anak Yairus, DIA berkata kepada Yairus : "Jangan Takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat." Disini Tuhan Yesus mengajak Yairus untuk belajar tiga hal. Yang pertama : Jangan takut. Jangan takut disini berbicara tentang kekuatiran, saat kita kuatir maka sistem syaraf kita menjadi lemah dan hal itu dapat melumpuhkan pikiran kita sehingga kita tidak dapat berfikir rasional. Otomatis hal tersebut akan mempengaruhi sikap dan tindakan kita. Yang kedua : Percaya saja. Kata percaya sendiri memiliki arti penyerahan tanpa syarat. Yang ketiga : Anakmu akan selamat. Belajar untuk mengimani sesuatu meski yang dialami saat ini berkata lain.


Pikiran memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, tentunya tidak dapat menyaingi kekuatan Tuhan kita. Namun kekuatan pikiran ini dapat mempengaruhi perilaku dan mental seseorang. Karena dengan kita memikirkan hal yang positif maka kita akan selalu terinspirasi dan termotivasi dengan pikiran tersebut. Maka dari itu manfaatkanlah kekuatan pemikiran ini untuk
mewujudkan visi yang sangat luar biasa yang tentunya akan menunjang kehidupan kita.






















Minggu, 17 Mei 2009

Tenang VS Kuatir

Adakalanya, semua yang kita lakukan salah. Semakin kita takut melakukan kesalahan, semakin banyak kesalahan yang kita perbuat. Dua minggu terakhir ini, saya rasakan begitu berat. Rasanya semua yang saya kerjakan dan lakukan itu salah. Bahkan saat saya merevisi kesalahan saya, itupun salah. Oh my GOD!!!!!! Kalau boleh berhiperbol sedikit, sepertinya jantung saya serasa ingin lompat keluar, otak mogok bekerja, mata ingin melarikan diri untuk bersembunyi, sampai-sampai tidak ada lagi yang sanggup saya ucapkan.

Mungkin begini ya rasanya, menjadi seorang bos yang sedang ditagih hutang dan dia belum ada dana untuk membayar hutang karena jumlahnya yang sangat besar. Pasti dia tidak bisa tidur atau malah sudah tidak ingin bangun lagi dari tidurnya. Tampaknya pengandaian saya memang sedikit berlebihan, tetapi inilah yang sedang saya rasakan. Nafsu makan berkurang, tidur susah, bahkan kegiatan yang menyenangkan sekalipun, rasanya menjadi biasa saja.
Benar juga kata Bang Rhoma: "Kalau sering kena angin malam (Begadang), segala penyakit akan mudah datang." Terbukti dengan alergi yang tak kunjung sembuh. Kata dokter, "Penyebabnya mungkin dari gangguan psikis." Dan beberapa hari ini badan rasanya tidak enak, orang Jawa biasa bilang "NGGREGES".

Sampai pada akhirnya saya putuskan untuk menenangkan diri dan intropeksi . Saat itu saya diingatkan ayat ALKITAB yang berbunyi : Dalam tinggal tenang terletak kekuatanmu dan Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Dari situ saya menyadari orang yang dalam hatinya penuh dengan ketakutan dan kekuatiran tidak akan menghasilkan apa-apa, karena ketakutan dapat melumpuhkan tubuh dan pikiran.
Maka dari itu, jadilah tenang. Karena hanya dengan hati yang tenang, kita tau apa yang kita lakukan (atau tau apa yang harus kita lakukan) dan akan menghasilkan sesuatu yang optimal.

Kamis, 19 Februari 2009


ShoutMix chat widget